Selanjutnya pada Perang Dunia II Inggris mengeluarkan senjata Sten berharga murah. Senjata ini mampu meracuni Jerman yang membuat model dengan desain serupa dan diberi nama MP 3008. Sementara itu AS masih menggunakan model sebelumnya namun dengan melakukan inovasi pada magasin yang berbentuk kotak. Namun saat itu proses pembuatannya membutuhkan biaya mahal sehingga pada 1942 dibuatkan versi lebih irit yakni Grease Gun atau M3. Berselang 2 tahun kemudian lahir M3A1 dari bahan besi cetak.
Setelah Perang Dunia II SMG banyak digunakan pasukan elite untuk operasi khusus, seperti pembebasan sandera, anti-terorisme, anti-pemberontakan, dan anti-separatisme. Ini sejalan dengan bermunculannya senapan serbu yang lebih modern, canggih, serta bisa dimodifikasi dengan menambahkan bayonet, alat peredam suara, dan sebagainya.
Di Indonesia sejarah SMG bermulai dari Proklamasi Kemerdekaan pada 1945. Pasca-Proklamasi, Indonesia mendapatkan persenjataan yang ditinggalkan musuh yang kalah perang. Di antara senjata itu adalah M 1928 Thompson atau biasa disebut Thommy Gun serta Sten Gun buatan Inggris.
Dalam perkembangannya Indonesia, melalui PT Pindad, memproduksi sendiri SMG seperti PM2-V1 serta PM3.