Dia mengatakan, semua anak yang terluka adalah etnis Khami, minoritas Budha di negara bagian Rakhine.
Pertempuran itu terjadi sekitar dua mil jauhnya dari desa, kata dia.
"Kami pikir tembakan tidak bisa mencapai sekolah kami."
Bupati Maungdaw, Soe Aung, mengonfirmasi insiden itu. Namun dia mengatakan 19 anak terluka.
"Tidak ada alasan untuk percaya bahwa mortir ditembakkan oleh militer," kata juru bicara komando Barat, Kolonel Win Zaw Oo.
Dia menyebut, tentara terkadang kehabisan senjata dan amunisi untuk melawan para pemberontak.
"(AA) menembaki desa-desa dengan peluru kami dan kemudian secara keliru menyatakan militer bertanggung jawab."