PARIS, iNews.id – Sekolah-sekolah di Prancis memulangkan puluhan siswi karena menolak melepas abaya yang mereka kenakan pada hari pertama tahun ajaran di negara itu. Abaya adalah pakaian luar yang menutupi badan dari bahu hingga kaki yang dikenakan oleh perempuan Muslimah.
Kepada lembaga penyiaran BFM, Menteri Pendidikan Prancis, Gabriel Attal mengatakan, ada hampir 300 siswi yang datang ke sekolah pada Senin pagi dengan mengenakan abaya. Sebagian besar dari mereka setuju untuk mengganti pakaiannya. Namun 67 orang menolak dan dipulangkan.
Bulan lalu, Pemerintah Prancis mengumumkan pelarangan abaya di sekolah-sekolah, dengan dalih hal itu melanggar aturan sekularisme dalam pendidikan. Sebelumnya, negara Eropa itu juga sudah melarang jilbab bagi para Muslimah, dengan alasan pakaian itu merupakan bentuk afiliasi keagamaan.
Kebijakan pelarangan itu menggembirakan kelompok sayap kanan di Prancis. Akan tetapi, kelompok sayap kiri menilai tindakan tersebut justru merupakan penghinaan terhadap kebebasan sipil.
Attal mengatakan, para siswi yang menolak melepaskan abaya diberikan surat yang ditujukan kepada orang tua mereka. Dalam surat itu disebutkan bahwa “sekularisme bukanlah sebuah kendala, melainkan sebuah kebebasan.”
Menurut sang menteri, jika mereka muncul lagi di sekolah dengan mengenakan busana tersebut, itu akan menjadi perdebatan baru.
Pada Senin (4/9/2023) malam, Presiden Emmanuel Macron membela kebijakan kontroversial tersebut. Dia mengatakan, ada “kaum minoritas” di Prancis yang membajak agama dan menantang prinsip-prinsip republik dan sekularisme di negara itu.