Safiullah Safi, seorang tokoh masyarakat, mengatakan kebanyakan rumah-rumah di lingkungannya hancur dihantam banjir bandang.
"Ini bencana besar di sini dengan banyak orang hilang dan meninggal, termasuk beberapa anak saya," ujarnya.
Pejabat Senior Menteri Manajamen Bencana Afghanistan, Qasim Haidary, mengatakan pihaknya masih mengihitung kerusakan yang ditimbulkan oleh banjir bandang. Data terkini yang berhasil dihimpun adalah setidaknya 200 rumah hancur dan 600 hewan ternak hilang terbawa banjir di Provinsi Parwan, yang mana Charikar menjadi ibukotanya.
Sekitar 1.000 keluarga di provinsi itu sudah ditempatkan di pengungsian sementara dengan kebutuhan makanan dan minuman serta MCK sudah dipenuhi pemerintah. Kendati demikian, Qasim sangat berharap bantuan dari komunitas internasional segera masuk.
Banjir bandang telah menewaskan puluhan orang di 12 provinsi lainnya di negara yang tergolong miskin tersebut dalam kurun waktu sepekan. Setidaknya 19 orang tewas di Kabu dan 30 orang di provinsi tetangganya, Kapisa.
Selain perang, hujan dengan intensitas sangat tinggi yang memicu banjir bandang menewaskan banyak penduduk Afghanistan setiap tahunnya.
Banyak bangunan dengan konstruksi rapuh di sejumlah wilayah pinggiran sangat berisiko runtuh saat hujan turun.