Wakil Kepala ICU Rumah Sakit Cho Ray, Tran Thanh Linh mengatakan, usaha keras dan energi besar telah dikerahkan untuk menyelamatkan Cameron. Selama perawatan, sang pilot diberi peralatan medis terbaik yang dimiliki negara itu. Kasus infeksi yang menimpa Cameron telah menarik perhatian semua orang di Vietnam, mulai dari dokter hingga pejabat pemerintah.
Beberapa minggu setelah tiba di Vietnam pada awal Februari lalu, Cameron menghabiskan malam di Kota Ho Chi Minh. Beberapa hari kemudian, tepatnya pada 18 Maret, dia menjalani tes Covid-19 dan hasilnya positif.
Kabar sakitnya Cameron menyedot perhatian media besar kala itu, lantaran dokter mengatakan sakitnya terbilang parah dan dia membutuhkan transplantasi paru-paru. Dia pun telah bertemu dengan 59 pihak yang menawarkan donasi, menurut Kementerian Kesehatan Vietnam.
Akan tetapi, setelah bangun dari koma pada akhir Mei lalu, ada tanda-tanda perbaikan kecil pada kondisi kesehatan Cameron. Setiap kemajuan dalam proses perawatannya pun kerap menjadi berita utama di Vietnam.
Akhirnya pada Sabtu ini, ketika media pemerintah mengatakan tagihan perawatan Cameron telah mencapai setidaknya 150.000 dolar AS (Rp2,16 miliar), Cameron dinyatakan cukup sehat untuk diberangkatkan ke London lewat penerbangan repatriasi khusus. Dalam perjalanannya ke Eropa itu, dia ditemani oleh tiga dokter, menurut media Pemerintah Vietnam.
Sampai sejauh ini, Vietnam hanya memiliki 370 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi. Dari jumlah itu, tidak ada kematian sama sekali.