Sebelum perang, jumlah muslim mencapai lebih dari setengah populasi Foca yang mencapai 41.000 jiwa, namun saat ini hanya sekitar 1.000 jiwa yang masih menetap di sana. Sebagian dari mereka tewas dibantai pasukan Serbia. Foca dikenal sebagai salah satu ladang pembantaian umat Islam atau etnis non-Serbia selama konflik.
Selama perang, kota ini sempat diubah namanya menjadi Srbinje, sampai pada 2004 Pengadilan Tinggi Bosnia memerintahkan namanya dikembalikan seperti semula.
Organisasi Islam di Bosnia menyambut baik pembukaan kembali situs bersejarah tersebut.
"Hari ini kita menyaksikan harapan bahwa masyarakat akan menemukan kedamaian lagi di tempat ini," kata ketua komunitas muslim, Husein Kavazovic, saat pembukaan, dikutip dari BBC, Senin (6/5/2019).
Sementara itu Menteri Kebudayaan Turki Mehmet Nuri Ersoy mengatakan, pembukaan kembali menunjukkan bahwa rasisme dan kebencian bisa memicu kerusakan, namun tidak dapat menghancurkan budaya untuk hidup berdampingan yang dipelihara selama berabad-abad.
Senada dengan Ersoy, Dubes Amerika Serikat untuk Bosnia mengatakan bangunan itu sekarang akan berfungsi sebagai suar rekonsiliasi untuk generasi mendatang.