SUMY, iNews.id - Serangan dua rudal balistik Rusia memorak-porandakan kota kecil di Ukraina, Sumy, Minggu (13/4/2025). Sedikitnya 32 orang tewas dan lebih dari 80 lainnya luka.
Rudal menghantam jalanan di jantung kota tersebut, menyebabkan kematian dan kehancuran. Mayat-mayat dan korban luka bergelimpangan di jalanan.
Ironisnya, serangan terjadi bersamaan dengan seruan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk segera mengakhiri perang. Trump mengatakan perang harus segera diakhiri meskipun Ukraina harus merelakan beberapa wilayahnya yang telah dicaplok Rusia.
Pemerintah Ukraina menyatakan serangan Rusia tersebut adalah yang paling mematikan sepanjang 2025. Presiden Volodymyr Zelensky mendesak komunitas internasional merespons keras Rusia atas serangan itu.
Zelensky merilis video di media sosial mayat-mayat bergelimpangan di jalanan tengah, sementara di sekitarnya bus hancur serta mobil-mobil terbakar.
"Hanya bajingan yang bisa bertindak seperti ini. Merenggut nyawa orang tak berdaya," katanya, seraya menambahkan serangan terjadi pada Minggu Palma saat banyak orang berangkat ke gereja.
Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko mengatakan para korban serangan itu adalah warga yang berada di jalanan, mobil, angkutan umum, serta gedung-gedung sekitar lokasi.
"Pembunuhan warga sipil yang disengaja pada hari raya gereja yang penting," kata Klymenko, seperti dikutip dari Reuters.