“(Misi Aditya-L1) akan membuat ledakan besar dalam (perkembangan ilmu pengetahuan,” kata ilmuwan India, Somak Raychaudhury, yang terlibat dalam pengembangan beberapa komponen observatorium untuk misi tersebut.
“Ada kalanya komunikasi besar terputus karena satelit terkena emisi corona (dari matahari) yang besar. Satelit yang berada di orbit rendah bumi menjadi fokus utama pemain swasta global, sehingga misi Aditya-L1 menjadi proyek yang sangat penting,” ujarnya.
Para ilmuwan berharap dapat mempelajari lebih lanjut tentang dampak radiasi matahari pada ribuan satelit di orbit bumi. Jumlah tersebut bertambah seiring keberhasilan usaha seperti jaringan komunikasi Starlink milik SpaceX milik Elon Musk.
“Orbit bumi yang rendah telah sangat tercemar karena partisipasi pihak swasta, jadi memahami cara melindungi satelit di sana akan menjadi sangat penting dalam lingkungan antariksa saat ini,” kata kepala Departemen Ilmu Bumi dan Antariksa di Indian Institute of Space Science and Technology, Rama Rao Nidamanuri.
Dalam jangka panjang, data dari misi tersebut dapat membantu lebih memahami dampak matahari terhadap pola iklim bumi dan asal-usul angin matahari, aliran partikel yang mengalir dari matahari melalui tata surya, kata para ilmuwan ISRO.