Pernyataan tersebut memicu kemarahan Taiwan dengan menyebut tuduhan itu tidak berdasar.
"Negara kami tidak pernah mendorong untuk melancarkan serangan pribadi kepadanya atau membuat komentar diskriminatif rasial," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, Joanne Ou, dikutip dari AFP, Kamis (9/4/2020).
"Pemerintahan kami mendesak klarifikasi segera dan permintaan maaf dari Direktur Jenderal Tedros atas fitnah yang sangat tidak bertanggung jawab ini," ujarnya, menegaskan.
Hubungan antara WHO dan Taiwan memburuk, bahkan ketika para pakar kesehatan memuji langkah cepat Taiwan dalam merespons virus corona.
Taiwan sejauh ini hanya mengonfirmasi 379 kasus Covid-19, lima di antaranya meninggal, meskipun jarak wilayah itu sangat dekat dengan pusat pandemi yakni China.
Sebelumnya Taiwan bisa mendapatkan status pengamat pada setiap pertemuan tahunan WHO. Namun karena tekanan diplomatik dari China dalam beberapa tahun terakhir, mendorong wilayah itu keluar dari badan PBB, termasuk WHO dan organisasi penerbangan sipil ICAO.