KATHMANDU, iNews.id - Gelombang demonstrasi besar-besaran yang digerakkan generasi muda Nepal, terutama kelompok Gen Z, awalnya berlangsung damai dengan tuntutan transparansi, akuntabilitas, dan pemberantasan korupsi. Namun, aksi itu berubah menjadi rusuh, menewaskan lebih dari 20 orang serta membakar puluhan gedung pemerintah.
Dari Damai Jadi Tragedi
Aksi protes yang bermula dari kekecewaan atas:
Di tengah perjalana, demonstrasi diwarnai vandalisme besar-besaran. Bahkan, petugas pemadam kebakaran dihalangi keluar markas untuk memadamkan api di sejumlah bangunan vital negara.
Sedikitnya 21 orang tewas dalam demonstrasi sejak Senin, sebagian besar adalah demonstran yang berunjuk rasa di gedung DPR Kathmandu. Selain itu lebih dari 300 orang luka.
Massa juga membakar gedung DPR, kantor presiden, gedung Mahkamah Agung, kantor-kantor partai politik koalisi penguasa, hingga rumah-rumah pejabat.
Demonstrasi Ditunggangi
Dalam pernyataan resmi berjudul “Demo Gen Z: Klarifikasi tentang Gerakan Damai dan Vandalisme Properti Publik”, para pemimpin kelompok muda menolak tuduhan bahwa mereka mendalangi kerusuhan.
“Gerakan kami tidak menerima kelompok oportunis atau anggota partai politik yang mencoba membajak atau memutarbalikkan tujuan. Kami tidak butuh mereka sebelumnya dan sekarang,” bunyi pernyataan bersama beberapa organisasi penyelanggara "Demo Gen Z".
Pernyataan tersebut jelas mengungkap atau mencurigai pihak ketiga yang menunggangi aksi, baik dari kalangan oportunis maupun partai politik, yang diduga ingin mengalihkan tujuan asli protes menjadi kekacauan politik.