Sementara Rama menegaskan, insiden di parlemen mencoreng Kosovo di dunia internasional.
“Bayangkan bagaimana perasaan sekutu dan mitra Kosovo serta Albania yang tak tergantikan saat melihat bagaimana orang Albania mencengkeram leher satu sama lain, ketimbang bertukar dengan ide dan pendapat, bukan penghinaan dan pukulan," katanya.
Kosovo pada Rabu lalu mengungkap rincian kesepakatan yang dicapai dengan Uni Eropa mengenai upaya untuk mengurangi ketegangan di utara negara itu.
Kota-kota di utara Kosovo menggelar pemilu pada April lalu, namun diboikot etnis Serbia yang mendominasi populasi. Hasilnya calon yang diusung etnis Albania memenangkan pemilu dan menjadi wali kota. Warga etnis Serbia protes hingga terjadi kerusuhan. Mereka tak terima kota yang dihuni mayoritas etnis Serbia dipimpin dari pihak lain.