NEW YORK, iNews.id - Israel dilaporkan menyetujui penjualan sistem pertahanan udara Python and Derby (Spyder) ke Uni Emirat Arab (UEA). Negara Teluk itu sebenarnya sudah menggunakan sistem pertahanan buatan Amerika Serikat (AS) yakni Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan Patriot, namun masih bisa dibobol rudal-rudal pemberontak Houthi, Yaman.
Dua orang sumber mengatakan kepada Reuters, kesepakatan penjualan sistem pertahanan udara itu dicapai pada pertengahan musim panas. Itu bersamaan saat Amerika Serikat (AS) dan Israel mendorong negara-negara Arab untuk menghubungkan sistem pertahanan udara masing-masing guna melawan serangan drone dan rudal Iran. Sebagian besar serangan ke UEA dilakukan pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran.
Sumber lainnya mengatakan, UAE juga mendapatkan teknologi dari Israel untuk mampu mencegat serangan drone setelah serangan yang terjadi di Abu Dhabi pada awal tahun ini.
Sejauh ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) Israel maupun Rafael menolak berkomentar, demikian pula dengan Kementerian Luar Negeri UAE.
Belum diketahui berapa jumlah unit Spyder yang masuk dalam kesepakatan atau apakah ada yang sudah dikirim atau tidak.