Polisi dalam sebuah pernyataan mengatakan, pada Senin (22/5/2023) dini hari, para siswa terbangun dengan teriakan setelah melihat api dan asap di area kamar mandi asrama. Hampir 30 anak dirawat di rumah sakit.
Dua anak perempuan dalam kondisi kritis diterbangkan ke New York pada Sabtu akhir pekan kemarin untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Pihak berwenang telah mengidentifikasi 13 korban melalui tes DNA. Jenazahnya telah dikembalikan ke keluarga mereka untuk dimakamkan.
"Sistem alarm kebakaran asrama dan latihan kebakaran sekolah sedang diselidiki," kata Menteri Pendidikan Guyana, Priya Manickchand.