Para ilmuwan sangat ingin memerangi banjir disinformasi tentang Covid-19, yang sebagian besar beredar secara online.
Pekan lalu, muncul laporan yang belum diverifikasi tentang virus “flurona” atau “fluron”, yaitu kombinasi flu dan virus corona. Laporan itu tak butuh waktu lama langsung beredar secara luas. Akan tetapi, pada Senin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menolak klaim tentang virus itu.
“Jangan gunakan istilah seperti deltacron, flurona, atau flurone. Tolong,” kata ahli epidemiologi penyakit menular di WHO, Maria van Kerkhove.
“Istilah-istilah ini seolah-olah menyiratkan kombinasi virus/varian, padahal ini tidak terjadi,” katanya.
Dia menjelaskan, orang memang dapat menderita influenza dan Covid pada saat yang bersamaan. Namun, kedua virus yang menyebabkan masing-masing gejala penyakit itu pada faktanya tidak dapat bergabung atau bersatu.
Berbeda dengan varian baru Covid-19 seperti varian omicron yang sangat berdampak pada jalannya pandemi, kasus infeksi simultan flu dan virus corona bukanlah hal baru.
Sejak awal pandemi, virus corona telah memunculkan lusinan varian. Empat di antaranya telah ditetapkan sebagai varian mengkhawatirkan oleh WHO, yaitu alpha, beta, delta, dan omicron.