Dia masuk ke dunia politik sebagai anggota Partai VVD tapi tak lama kemudian meninggalkan partai tersebut karena pandangannya tidak sejalan terkait kebijakan anti-Islam dan antiimigrasi.
Ia mendirikan PVV pada tahun 2004 dan menempatkan kebijakan anti-Islam sebagai inti partainya. Wilders mengatakan kebencian terhadap Islamnya diperkuat oleh pembunuhan pembuat film anti-Islam Theo van Gogh pada tahun 2004.
Wilders dianggap konsisten dalam politik Belanda, serta membawa misi menolak imigran ilegal.
Menjelang pemilihan, Wilders berusaha tidak menonjolkan pernyataan anti-Islam. Dia dikritik sebagai oportunis karena mencari simpati dengan tidak bersuara keras seperti sebelumnya.
Sebaliknya, dia fokus pada pertumbuhan ekonomi, berjanji untuk menyelesaikan krisis perumahan dan mengatasi inflasi.
Dalam salah satu debat terakhir sebelum pemilihan, Wilders mengatakan bahwa ia tidak akan mendukung pengiriman senjata lebih banyak ke Ukraina. Pernyataan itu menimbulkan ketegangan di Ukraina.