Min mengambil alih peran militer sejak berakhirnya junta pada 2011, transisi menuju demokrasi dimulai. Seiring dimulainya masa jabatan pertama Suu Kyi pada 2016, Min berubah dari tentara pendiam menjadi politikus dan tokoh masyarakat.
Dia memperpanjang masa jabatan sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata Myanmar selama 5 tahun lagi pada Februari 2016. Langkah itu mengejutkan para pengamat yang mengira dia akan mundur.
Min juga kerap menggunakan Facebook untuk memublikasikan akvititasnya. Tak heran jika dia mampu menarik ratusan ribu pengikut, meski kemudian akunnya diblokir oleh Facebook terkait pembantaian muslim Rohingya.
Selama memimpin militer, Min tidak pernah rela jatah 25 persen kursi parlemen untuk tentara dikurangi. Meski demikian dia menegaskan tidak berupaya menghalangi Suu Kyi menjadi presiden.
Namun konflik politik mulai panas sejak pemilu 2020. Militer menyoroti adanya ketidakberesan dalam daftar pemilih yang memberikan kemenangan besar bagi partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Militer menuding pemilu penuh kecurangan hingga memicu penangkapan dan kudeta terhadap Suu Kyi.