UU ini juga membuat seorang remaja 15 tahun ditahan selama lebih dari 40 hari sebelum disidang karena dituduh mengkritik monarki. Gadis itu bergabung dalam protes damai pada 14 Oktober 2022 untuk menyerukan pencabutan hukum Lese Majeste.
Pita menyinggung hal ini pada kampanye terakhirnya Jumat malam. Dia mengatakan, perdebatan yang masuk akal diperlukan.
Pita juga menekankan, perekonomian Thailand merosot dibandingkan dengan negara tetangganya di Asia Tenggara. Dia berjanji untuk menghentikan monopoli kuat yang mendominasi ekonomi Thailand.
Selain karena komitmennya mereformasi Undang-Undang Lese majeste, Pita mendapat pujian karena gaya debatnya yang tegas tapi sopan. Dalam jajak pendapat untuk perdana menteri pilihan Thailand, Pita mendapat peringkat yang baik.
Tentu saja jalan Pita dan Partai Move Forward tidak mulus. Dengan komitmennya itu, mereka telah membuat musuh yang kuat. Apalagi partai ini juga berjanji untuk melakukan perubahan pada pembentukan militer-royalis yang konservatif.
Pheu Thai, partai oposisi yang diproyeksikan memenangkan kursi terbanyak, kemungkinan terhalang untuk membentuk aliansi dengan Move Forward karena khawatir dengan kebijakan Pita mereformasi undang-undang yang melindungi monarki Thailand. pendahulu partai Move Forward, Future Forward yang terang-terangan menyerukan perubahan, ditutup pada tahun 2020.
Menurut Pita, tidak mengherankan jika beberapa orang menentang janji perubahan Move Forward. "Definisi perubahan adalah bahwa beberapa akan menjadi pemenang dan beberapa akan menjadi pecundang. Tapi 99 persen akan diuntungkan dari kebijakan kami," kata Pita