TEL AVIV, iNews.id - Kejutan besar mengguncang pemerintahan Israel setelah Ron Dermer, salah satu tokoh paling berpengaruh di kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengundurkan diri dari jabatannya. Menteri Urusan Strategis yang dikenal sebagai arsitek utama negosiasi gencatan senjata Gaza itu mundur pada Selasa (11/11/2025).
Kepergiannya sempat menimbulkan spekulasi besar tentang masa depan kebijakan Israel di kawasan Timur Tengah.
Diplomat Ulung, Tangan Kanan Netanyahu
Ron Dermer bukan sekadar pejabat biasa. Lahir di Miami, Florida, Amerika Serikat, pada 1971, Dermer memiliki latar belakang ekonomi dan politik yang kuat. Dia pindah ke Israel pada 1996 dan dengan cepat meniti karier di pemerintahan serta dunia diplomasi.
Selama lebih dari dua dekade, Dermer dikenal sebagai orang kepercayaan Netanyahu. Dia menjabat Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat (2013-2021) dan berperan besar dalam memperkuat hubungan Israel-AS di era Presiden Donald Trump.
Salah satu pencapaiannya yang paling menonjol adalah membantu menyiapkan Perjanjian Abraham, kesepakatan bersejarah yang menormalisasi hubungan Israel dengan sejumlah negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Karena pengaruhnya yang besar di Washington, Dermer dijuluki media Israel sebagai “menteri luar negeri bayangan” Netanyahu.
Arsitek Negosiasi Gaza
Dalam perang berkepanjangan di Jalur Gaza, Dermer menjadi sosok sentral di balik upaya Israel menjalin negosiasi tidak langsung dengan Hamas, dengan mediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Dia memimpin tim diplomasi rahasia yang berperan dalam pembicaraan gencatan senjata, pertukaran sandera, dan penyaluran bantuan kemanusiaan.
Namun, sejumlah laporan media Israel menyebutkan Dermer kerap berselisih dengan para pejabat militer dan anggota kabinet perang, terutama mengenai strategi jangka panjang Israel terhadap Gaza. Dia mendorong pendekatan diplomatik dan tekanan internasional yang lebih hati-hati, sementara sebagian pejabat mendesak serangan total terhadap Hamas.
Alasan Mundur: Ketegangan Politik dan Kelelahan Diplomatik
Pengunduran diri Dermer disebut sebagai puncak dari ketegangan internal di lingkaran pemerintahan Netanyahu. Beberapa sumber menyebut Dermer frustrasi karena saran-sarannya diabaikan, terutama dalam fase lanjutan operasi militer Israel di Gaza yang semakin brutal dan menuai kritik global.
“Dermer merasa posisinya tidak lagi efektif. Dia ingin menjaga integritas profesionalnya,” demikian laporan surat kabar Haaretz, mengutip sumber dalam kabinet.
Kementerian Urusan Strategis berperan penting dalam membentuk citra dan kebijakan luar negeri Israel. Karena itu, kepergian Dermer dinilai sebagai pukulan diplomatik besar, terutama ketika tekanan internasional terhadap Israel terus meningkat akibat korban sipil di Gaza.
Namun Dermer menyatakan dalam surat pengunduran diri, sebelum menjabat Menteri Urusan Strategis pada Desember 2022, dia telah berjanji kepada keluarganya tidak akan menjabat lebih dari 2 tahun. Meski demikian Dermer mengingkari janji itu dengan dua kali memperpanjang jabatan itu meski mendapat restu keluarga.
Dermer menjelaskan, dia menerima tawaran kerja sama dengan Netanyahu karena ingin menghapus ancaman eksistensial dari nuklir Iran yang memicu serangan negara Yahudi itu ke Iran pada Juni. Setelah itu dia menegosiasikan gencatan senjata di Gaza pada Oktober dan memulangkan sandera Israel yang ditawan di Gaza.