Dari penelitian itu, hanya 16,9 persen dan 35,2 persen dari masing-masing kelompok yang masih memiliki tingkat antibodi di atas ambang batas pada enam bulan setelah vaksin dosis kedua.
Sementara satu lagi, kelompok yang terdiri atas mereka yang diberi suntikan vaksin dosis ketiga, sebanyak 540 orang.
Dilansir dari Reuters, ketika peserta diberi dosis ketiga, sekitar enam bulan setelah yang kedua, tingkat antibodi telah meningkat sekitar 3-5 kali lipat. Ini dibandingkan tingkat antibodi yang terlihat saat empat minggu setelah dosis kedua.
Para peneliti memperingatkan, penelitian ini tidak menguji efek antibodi terhadap varian yang lebih menular. Selain itu, penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk menilai durasi antibodi setelah suntikan ketiga.