Menurut laporan timnya, bayi yang diteliti tersebut mulai mengalami gejala parah 24 jam setelah lahir. Beberapa gejala itu antara lain kekakuan badan yang parah; kerusakan materi putih di otak, dan; gampang rewel.
Akan tetapi, sebelum dokter menyelesaikan pengobatan terhadap sang bayi, gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi mulai mereda secara perlahan. Dalam tiga minggu, bayi yang baru lahir itu hampir sepenuhnya sembuh dengan sendirinya. Tiga bulan kemudian, ibu si bayi juga tidak menunjukkan gejala infeksi lagi.
“Kabar buruknya adalah, (infeksi janin dalam kandungan) ini benar-benar terjadi, dan bisa terjadi. Tapi kabar baiknya adalah, kasus semacam itu jarang atau sangat jarang terjadi jika dibandingkan dengan populasi global,” ucap De Luca.
Pakar kesehatan ibu dan anak dari Universitas Oxford, Marian Knight menjelaskan, di antara ribuan bayi yang lahir dari ibu pengidap Covid-19, tidak lebih dari satu atau dua persen dari mereka yang juga positif terinfeksi virus asal China tersebut. Bahkan, lebih sedikit yang menunjukkan gejala serius, kata dia.
“Pesan paling penting bagi wanita hamil adalah menghindari infeksi dengan cara membiasakan mencuci tangan dan menjaga jarak,” kata profesor yang tidak terlibat dalam penelitian di Prancis itu.
Sementara, profesor kebidanan di King's College London, Andrew Shennan mengatakan, studi kasus di Prancis kali ini menjelaskan bagaimana Covid-19 bisa menular dari ibu ke anak.
“Laporan ini menambah pengetahuan tentang mekanisme kemungkinan transfer (virus) ke bayi, melalui plasenta. Tetapi perempuan dapat tetap diyakinkan bahwa kehamilan bukanlah faktor risiko yang signifikan bagi mereka atau bayi mereka dengan Covid-19,” ujarnya.