WASHINGTON DC, iNews.id – Hasil penelitian terbaru di AS menunjukkan vaksin Covid yang ada saat ini sepertinya kurang melindungi orang-orang dari varian omicron. Akan tetapi pemberian dosis penguat alias booster kemungkinan besar dapat memulihkan sebagian besar perlindungan terhadap varian baru itu.
Hasil studi yang dirilis pada Selasa (14/12/2021) itu mengungkapkan, ketiga vaksin Covid-19 yang dilegalkan di AS tampaknya secara signifikan kurang protektif terhadap varian omicron. Temuan itu diperoleh lewat pengujian laboratorium.
Studi yang dibuat oleh para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH), Harvard, dan MIT itu belum ditinjau oleh ilmuwan sejawat (peer reviewed).
Dalam riset tersebut, mereka menguji darah dari orang-orang yang menerima vaksin corona buatan Moderna, Johnson & Johnson (J&J), dan Pfizer/BioNTech, terhadap pseudovirus yang direkayasa agar menyerupai varian omicron.
Para peneliti menemukan, netralisasi antibodi varian dari rejimen reguler ketiga vaksin itu di dalam darah “rendah bahkan tidak ada”. Pengujian dilakukan dengan menggunakan dua dosis vaksin Moderna atau Pfizer/BioNTech, atau salah satu vaksin dosis tunggal J&J.
Akan tetapi, darah dari penerima vaksin dosis booster baru-baru ini menunjukkan netralisasi varian yang kuat, demikian temuan dalam studi itu.
Para ilmuwan juga mengatakan, varian omicron memang lebih menular daripada varian-varian virus coron yang menjadi perhatian sebelumnya. Varian asal Afrika Selatan itu sekitar dua kali lebih menular daripada varian delta yang dominan saat ini.