Poturu itu dipasang sejak usia 7-9 tahun. Selanjutnya Poturu akan diganti ukurannya setiap pertambahan umur sampai meninggal.
Suku ini dipandang sebagai golongan ramah dan memiliki sikap cinta kasih unik. Mereka saling membelai dan menyentuh untuk menunjukan rasa hormat dan sayang.
Biasanya suku pedalaman lain mempunyai kepala suku sebagai pamong, pemberi petunjuk dan memberi keputusan final. Namun Suku Zoe selalu mengambil segala ketetapan dengan musyawarah bersama, mengedepankan demokrasi tinggi serta wejangan sesepuh sebagai referensi pemikiran.
Di antara mereka, tidak ada perdebatan dan kemarahan yang menjadi pemicu perselisihan. Meskipun terjadi kesalahpahaman, mereka bisa dengan cepat menyelesaikannya.
Jika tidak, mereka akan mendapatkan sanksi berat berupa pengusiran serta terasingkan dari permukiman.
Demikian cerita Suku Zoe, suku yang dinobatkan paling bahagia di dunia. Mereka tinggal di hutan gelap namun tak memiliki kepribadian yang ganas, kasar dan kejam.