RIYADH, iNews.id - Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan, program Visi 2030 yang digagasnya akan mencapai banyak target sebelum 2030. Program tersebut diyakini dapat segera mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi dari ketergantungan minyak.
Dia menjelaskan rincian perkembangan Visi 2030 sejak diluncurkan pada 2016, berupa peningkatan kontribusi swasta terhadap ekonomi kerajaan, pengembangan kebijakan proyek perumahan hingga pengembangan undang-undang di berbagai lini.
Dia juga meninjau angka-angka ekonomi yang berpengaruh, terutama kenaikan dalam Indeks Pasar Saham Saudi (Tadawul). MBS mantap mengesampingkan rencana pengenaan pajak penghasilan. Dia menegaskan, batas maksimum pajak pertambahan nilai (PPN) adalah 15 persen untuk jangka waktu 5 tahun, meskipun masih keputusan sementara.
“Tidak akan ada pajak penghasilan sama sekali di Arab Saudi,” ujar pria berusia 35 tahun itu dalam wawancara dengan televisi lokal, dikutip Saudi Gazette, Rabu (28/4/2021).
Dia mengungkapkan, saham perusahaan minyak Saudi Aramco akan dijual kepada investor asing dalam satu atau dua tahun ke depan. Kata dia, Aramco memiliki peluang untuk menjadi salah satu perusahaan industri terbesar di dunia, dan saat ini sedang dibahas untuk menjual 1 persen kepemilikan kepada investor asing.
MBS tidak menampik bahwa minyak masih merupakan bagian penting dari pendapatan Arab Saudi, namun, Visi 2030 akan mewujudkan ambisi ekonomi yang jauh lebih kuat dan kehidupan yang lebih baik bagi orang Saudi.