Sumber tersebut memang tidak memberikan alasan khusus soal keputusan itu.
"Kepala yang lebih dingin menang. Kami melihatnya belum tentu bermanfaat," kata seoang sumber yang mengetahui masalah ini, seraya menambahkan Menlu AS Mike Pompeo yang meminta Zarif tidak dimasukkan dalam daftar untuk saat ini.
Zarif diperkirakan akan menghadiri pertemuan tingkat menteri di PBB pekan depan membahas tujuan pembangunan berkelanjutan untuk mengatasi berbagai masalah, termasuk konflik, kelaparan, kesetaraan jender, dan perubahan iklim pada 2030.
Agar bisa ke New York,Zarif harus mendapatkan visa Amerika Serikat. Ini menjadi petunjuk bahwa Washington menunda sanksi bagi diplomat nomor 1 Iran itu.
Sementara itu, saat dikonfirmasi mengapa Zarif belum dijatuhkan sanksi, juru bicara Departemen Keuangan AS merujuk komentar pejabat senior pemerintahan Trump yang mengatakan masih mempelajarinya.
"Kami jelas sedang menjajaki berbagai jalan untuk memberikan sanksi tambahan terhadap Teheran. Jelas, Menteri Luar Negeri Zarif merupakan seorang sosok sangat penting dan kami akan memperbarui informasi kepada Anda," katanya kepada wartawan.
Sementara itu Juru Bicara Deplu AS Morgan Ortagus mengatakan, Washington menginginkan resolusi diplomatik dan mengulangi pernyataan Presiden Donald Trump bahwa dia bersedia bertemu dengan Iran tanpa prasyarat.
"Kami mencari solusi diplomatik. Kami telah meminta sekutu untuk meminta Iran meredakan situasi, bukan untuk melecehkan sekutu atau kepentingan Amerika, untuk tidak meneror kawasan," ujarnya.