Lalu pada Desember 2015, otoritas bandara menahan pesawat karena tidak membayar biaya parkir. Pada Juli 2016, operator berusaha mengambil kembali pesawat menggunakan Ordonansi Otoritas Bandara. Namun, saat itu otoritas sudah memperoleh perintah pengadilan untuk menjual pesawat dalam kondisi apa adanya.
Para ahli penyewaan pesawat memperkirakan, untuk bisa menerbangkan kembali pesawat itu dibutuhkan biaya perbaikan jutaan dolar AS. Dengan demikian kecil kemungkinan pembeli akan mengoperasikannya kembali, melainkan dijual secara bagian per bagian.
David Yu, pakar penilai pesawat dari International Society of Transport Aircraft Trading, seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa (14/5/2019), mengatakan, harga yang ditawarkan oleh otoritas berada di atas nilainya.
Dengan demikian, lanjut dia, akan sulit untuk menjualnya, baik dalam bentuk sebagian maupun utuh seperti kondisi saat ini.
“Dibutuhkan banyak modal tambahan untuk membuatnya dapat diterbangkan lagi, termasuk merekonstruksi catatan dan perawatan lainnya," kata David.
Penawaran akan ditutup pada 9 Agustus 2019.