Pentagon berupaya mencapai atau meningkatkan kemampuan senjata hipersonik sejak awal hingga pertengahan 2020-an. AS harus bisa menyaingi Rusia dan China yang sudah melakukan lebih dulu.
Rusia bahkan menggunakan rudal hipersonik di medan perang untuk pertama kalinya, yakni di Ukraina, pada Mei lalu. Namun Pentagon meremehkan kemampuan Rusia dengan menyatakan rudal tersebut tidak memiliki efek sebagai game changer dalam pertempuran.
Selain AL dan AD, Angkatan Udara AS juga mengembangkan rudal hipersonik dengan jenis berbeda, yakni menggunakan mesin scramjet. Rudal yang disebut Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC) itu diuji coba pada Maret lalu. Rudal dilepaskan dari pesawat pengebom B-52 Stratofortress di lepas Pantai Barat AS kemudian terbang sejauh lebih dari 440 km dengan kecepatan lebih dari Mach 5.