Afghanistan telah dilanda perang selama 20 tahun. Kini, negara ini berada dalam krisis ekonomi yang dahsyat. Banyak orang menjual aset dan mengemis roti demi bertahan hidup.
Pada 17 Agustus, dua hari setelah Taliban menguasai Kabul, pemerintah AS membekukan sekitar 9,5 dolar AS miliar aset bank sentral Afghanistan. Banyak donor dan organisasi internasional, termasuk Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional juga telah berhenti melakukan pembayaran kepada rezim sementara Taliban.
PBB memperkirakan, sekitar 22,8 juta orang atau lebih dari setengah populasi Afghanistan akan menghadapi masalah pangan yang parah.
Human Rights Watch mendesak PBB dan lembaga keuangan internasional untuk segera menyesuaikan pembatasan dan sanksi yang mempengaruhi ekonomi negara dan sektor perbankan.