Amerika Serikat mengerahkan pasukan ke Afghanistan pada 2001 untuk memerangi kelompok Al Qaeda serta mencegah serangan ke negaranya setelah tragedi 11 September. Puncaknya, pasukan AS membunuh Osama bin Laden di Pakistan pada 2011.
"Kami sudah mencapai tujuan, itu sebabnya kami pulang. Kami tidak pergi ke Afghanistan untuk membangun bangsa. Itu adalah hak dan tanggung jawab rakyat Afghanistan sendiri untuk menentukan masa depan dan bagaimana mereka akan menjalankan pemerintahan," ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan alasan lain penarikan pasukan, yakni tak ingin mengorbankan lebih banyak warga AS dalam perang Afghanistan.
"Berapa ribu lagi warga Amerika, putri dan putra, yang Anda ingin mereka mengambil risiko? Berapa lama Anda akan membiarkan mereka tinggal? Saya tidak akan mengirim generasi AS lain untuk berperang di Afghanistan tanpa harapan masuk akal demi mencapai hasil berbeda," katanya.
Berdasarkan polling yang dilakukan Ipsos pada April, mayoritas warga AS mendukung keputusan Biden untuk menarik pasukan dari Afghanistan. Meski demikian hanya 28 persen responden setuju bahwa AS berhasil mencapai misinya di Afghanistan. Sementara itu 43 persen responden yakin penarikan pasukan AS menguntungkan Al Qaeda.
Pasukan AS pekan lalu meninggalkan pangkalan udara Bagram, markas utama dalam operasi militer di negara itu. Ini secara efektif mengakhiri perang terpanjang AS. Menurut Departemen Pertahanan AS, 90 persen pasukan AS sudah ditarik.