Pada hari Jumat, petugas medis Sudan mengatakan sedikitnya 22 orang ditembak dan dibunuh dalam kekerasan di negara bagian Darfur Barat selama seminggu terakhir. Kekerasan di Kota Forbaranga itu menjadi yang terbaru dalam kekerasan suku yang berkembang di pinggiran Sudan dan khususnya di Darfur Barat.
Bentrokan telah meningkat sejak kesepakatan damai 2020, dan kudeta Oktober 2021. Ketegangan yang sedang berlangsung antara tentara dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat semakin meningkatkan ketidakamanan.
Menurut PBB, sekitar 20.000 orang mengungsi setelah rumah dibakar dan dijarah dalam kekerasan yang meletus antara suku Masalit dan Arab. Beberapa pindah melintasi perbatasan ke Chad.
"Rumah sakit setempat ditutup karena kurangnya perlindungan keamanan," kata Komite Sentral Dokter Sudan.