Sementara banyak warga Muslim China yang paham mengenai sensitifnya penggunaan kata babi menjelang tahun baru, namun banyak di antara mereka tidak mengetahui adanya kamp pendidikan ulang di Provinsi Xinjiang, di mana diperkirakan hampir 1 juta warga Uighur dan minoritas lain ditahan.
Wang Siqi, seorang perempuan China berusia 22 tahun yang tinggal di Kota Xian -kota dengan banyak penduduk muslim- juga menonton acara hiburan malam tahun baru itu bersama dengan jutaan warga China lainnya di seluruh negeri.
"Kita harus menghindari penyebutan kata babi untuk menghormati warga muslim," kata Wang, yang mengaku tidak mengetahui situasi di Xinjiang.
Biao Teng, seorang pengacara HAM ternama China mengatakan, penyensoran terhadap babi tidaklah berarti Partai Komunis China (CCP) menghormati etnis minoritas, melihat adanya 1 juta warga Uighurs dan minoritas lain sekarang ditahan.
Warga Uighur dilaporkan juga harus menjalani indoktrinasi politik yang dipaksakan, harus menyatakan murtad dari agama mereka, dan dalam beberapa kasus mengalami penyiksaan.