Yang Tidak Diawasi: Tentara Cadangan dari Warga Sipil
Meski begitu, IDF menegaskan bahwa Morpheus tidak akan memantau akun media sosial tentara cadangan dari kalangan warga sipil, karena militer tidak memiliki kewenangan untuk memeriksa aktivitas digital mereka di luar dinas.
Celakanya, justru akun-akun dari kelompok ini kerap menjadi target paling mudah bagi intelijen Hamas, mengingat mereka lebih bebas berbagi foto dan momen terkait dinas militer.
Era Baru Perang Informasi
Kasus ini memperlihatkan bagaimana perang modern tidak hanya terjadi di medan tempur, tetapi juga di linimasa media sosial. Jejak digital tentara ternyata dapat menjadi ancaman yang sama besarnya dengan kebocoran dokumen militer.
Terungkapnya operasi intelijen Hamas melalui media sosial menjadi peringatan serius bagi Israel bahwa musuh kini memanfaatkan setiap potongan informasi, bahkan yang terlihat sepele sekalipun.
Dengan penerapan Morpheus, Israel berharap dapat menutup rapat celah intelijen ini. Namun bagi banyak analis, satu hal sudah jelas, pertempuran di era digital kini berlangsung 24 jam non-stop, dan setiap unggahan bisa menjadi senjata mematikan.