Namun yang menarik, Haaretz juga mengungkap ada keterkaitan lembaga tersebut dengan Cogat, badan militer Israel yang mengoordinasikan relokasi warga Gaza ke luar negeri.
Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump, didukung oleh Israel, pernah merencanakan untuk merelokasi warga Gaza ke luar negeri, termasuk negara tetangga seperti Mesir dan Yordania. Namun Trump membatalkan rencana itu.
Saat dikonfirmasi Lind tidak menyangkal bertanggung jawab atas penerbangan tersebut, namun menolak memberikan informasi lebih lanjut.
Beberapa penerbangan yany dicarter oleh lembaga Lind telah terbang dari Bandara Ramon menuju sejumlah negara dalam beberapa bulan terakhir. Setiap penerbangan membawa warga Gaza dalam jumlah besar.
Sementara itu, surat kabar Israel lainnya, Yedioth Ahronoth, melaporkan organisasi bernama Al Majd yang berkantor pusat di Yerusalem, bertanggung jawab atas evakuasi lebih dari 150 warga Palestina dari Gaza.
Disebutkan, lembaga yang didirikan pada 2010 itu menjalankan misi untuk merelokasi warga Gaza dengan alasan membantu Muslim di daerah konflik. Namun kabar mengenai peran Al Majd tampaknya janggal, Nara hubung yang tercantum di situs web lembaga tersebut tidak akurat. Selain itu nomor teleponnya juga tidak aktif.
"Israel mengawal bus-bus yang mengangkut penumpang dari titik kumpul di Gaza ke penyeberangan Kerem Shalom (yang dikuasai Israel), dari sana bus-bus membawa mereka ke Bandara Ramon di Negev," demikian laporan Yedioth Ahronoth,, mengutip keterangan seorang pejabat militer Israel.
Sementara itu Kepala Cogat Ghassan Alian mengatakan, warga Palestina diperbolehkan meninggalkan Gaza setelah Israel menerima persetujuan dari negara ketiga yang bersedia menerima mereka.
Israel sebelumnya telah berdiskusi dengan beberapa negara, termasuk Sudan Selatan, mengenai kemungkinan merelokasi warga Palestina.
Menurut Yedioth Ahronoth, hampir 40.000 warga Palestina telah meninggalkan Jalur Gaza sejak dimulainya genosida Israel.