TEL AVIV, iNews.id - Dunia dikejutkan dengan penerbangan yang membawa 153 warga Jalur Gaza secara misterius ke Afrika Selatan pada Kamis pekan lalu. Mereka tiba dari Kenya tanpa membawa dokumen perjalanan yang sah, seperti paspor berstempel.
Selain itu mereka juga tidak mengantongi status pengungsi dari badan PBB UNHCR.
Kedatangan mereka ke Afrika Selatan untuk mencari suaka. Otoritas Afrika Selatan pun memberikan pembebasan visa selama 90 hari kepada mereka atas dasar kemanusiaan.
Belakangan teka teki seputar siapa pihak yang bertanggung jawab atas kedatangan warga Gaza tersebut mulai terkuak.
Surat kabar Israel Haaretz mengungkap, sebuah lembaga Israel berada di balik penerbangan misterius tersebut. Bahkan kabar yang mengejutkan, ada warga Gaza lain yang diterbangkan ke beberapa negara berbeda.
Mereka dibawa ke luar dari Gaza melalui perbatasan Israel lalu diterbangkan melalui Bandara Ramon.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan, badan intelijen sedang menyelidiki entitas di balik pesawat carteran yang mendarat di bandara Johannesburg itu.
Menurut Haaretz, ratusan warga Gaza itu dikirim ke Afrika Selatan oleh lembaga Israel milik Tomer Janar Lind, pria berkewarganegaraan ganda Israel-Estonia. Dia memfasilitasi warga Palestina di Gaza yang ingin mencari suaka ke luar negeri.
Lind menjual setiap kursi pesawat carter sekitar 2.000 dolar AS kepada warga Gaza.
Berdasarlan penelusuran Haaretz, lembaga tersebut didirikan di Jerman namun berkantor di Yerusalem Timur. Meski demikian, setelah dicek lebih lanjut, lembaga tersebut sebenarnya terdaftar di Estonia dan beroperasi dengan berkedok sebagainperusahaan konsultan.