Meski data bantuan ini sudah beredar luas, pemerintah AS belum memberikan pernyataan resmi. Gedung Putih hanya menyarankan wartawan untuk menanyakan ke Departemen Perang (Pentagon), lembaga yang justru hanya memantau sebagian dari total bantuan.
Ketergantungan Israel terhadap AS sudah lama menjadi sorotan. Sejak 1948, negeri itu menerima lebih dari 150 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan militer. Namun, perang di Gaza menandai puncak ketergantungan tersebut.
Analis politik Timur Tengah menilai Israel kini tidak lagi mampu berperang tanpa suplai senjata, dukungan satelit, dan perlindungan diplomatik dari AS.
“Israel bisa menekan pelatuk, tapi pelurunya datang dari Washington,” kata analis dari London School of Economics kepada The Guardian.
Dunia Pertanyakan Moral AS
Dukungan besar AS terhadap Israel di tengah bencana kemanusiaan di Gaza menuai kecaman global. Ribuan warga sipil, termasuk anak-anak dan tenaga medis, menjadi korban serangan udara yang didanai oleh uang pembayar pajak Amerika.
Negara-negara di Eropa, Asia, hingga Amerika Latin menuduh Washington menutup mata terhadap pelanggaran hukum internasional yang dilakukan sekutunya.
“Jika AS sungguh ingin perdamaian, hentikan dulu pengiriman senjata,” ujar seorang diplomat PBB asal Turki.
Meski kritik datang dari berbagai penjuru dunia, Washington justru berencana menambah bantuan puluhan miliar dolar lagi untuk Israel.
Langkah ini membuat banyak pengamat meyakini, perang di Gaza tidak akan berhenti selama Israel masih memiliki dukungan penuh dari AS, secara keuangan, logistik, maupun politik.