Anggota parlemen India K. Vanlalvena mengatakan, lebih dari 1.000 orang yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar dan menyeberang ke negara bagian Mizoram di India sejak akhir Februari lalu. Itu termasuk sekitar 280 polisi Myanmar dan puluhan personel pemadam kebakaran.
“Ini masalah hidup dan mati,” kata Puia, aktivis berusia 29 tahun yang telah membantu setiap orang datang dari Myanmar di kota Champhai di Mizoram timur, dikutip Reuters, Jumat (26/3/2021).
Alat yang digunakan oleh anggota jaringan sederhana itu berupa aplikasi pesan media sosial, kartu SIM ponsel dari kedua negara, kendaraan jeep dan menguasai rute penyelundupan di sepanjang Sungai Tiau yang memisahkan India dan Myanmar.
Para polisi yang membelot tidak ingin disebutkan namanya karena takut dipenjara oleh otoritas Myanmar jika ketahuan melarikan diri. Mereka tidak ingin mematuhi perintah junta militer untuk menembak warga sipil, yang jumlahnya lebih dari 280 orang tewas di negara tersebut sejak kudeta 1 Februari.