WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menilai satu-satunya jalan untuk menyelamatkan para sandera Israel yang tersisa di Jalur Gaza adalah dengan mengalahkan Hamas.
"Kita hanya akan melihat kembalinya para sandera yang tersisa ketika Hamas dihadapi dan dihancurkan," kata Trump, di platform media sosial, Truth Social, dikutip Selasa (19/8/2025).
"Semakin cepat terjadi, semakin besar peluang keberhasilannya," tulisnya, tampaknya merujuk pada dukungan kepada Israel untuk segera menyerang dan menduduki Kota Gaza.
Anehnya, Trump membesar-besarkan perannya, rekam jejak diplomatik, dengan mengklaim telah memfasilitasi sejumlah negosiasi dengan Hamas hingga berhasil membebaskan ratusan sandera Israel. Semua sandera itu dibebaskan melalui proses negosiasi gencatan senjata, bukan serangan militer seperti yang akan dilakukan militer Zionis ke Kota Gaza.
Pendekataan kekuatan militer ini pula yang dikhawatirkan oleh keluarga para sandera. Operasi besar-besaran ke Kota Gaza bisa membunuh para sandera, bukan justru menyelamatkan mereka.
Menurut data Israel, sekitar 50 sandera masih berada di Gaza, termasuk 20 orang yang diyakini masih hidup.
Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan sekitar 62.000 warga, lebih dari setengahnya adalah anak-anak dan perempuan.