WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa serangan udara militer AS terhadap Iran pada Juni lalu menjadi faktor kunci dalam menjaga stabilitas kawasan Timur Tengah dan mendorong tercapainya gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Gaza.
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengklaim langkah tegasnya terhadap Iran bukan sekadar aksi militer, melainkan bagian dari strategi besar untuk menekan pihak-pihak yang mengancam perdamaian regional.
“Iran tinggal sekitar sebulan, mungkin dua bulan lagi, untuk memiliki senjata nuklir. Jika saya membiarkan itu terjadi, kesepakatan ini (gencatan senjata Gaza) tidak akan mungkin terwujud,” ujar Trump, dikutip Kamis (9/10/2025).
Menurutnya, tanpa menghancurkan fasilitas nuklir Iran, Timur Tengah akan tetap berada di bawah ancaman besar.
“Jika saya tidak bertindak, kawasan ini akan diliputi awan gelap, bukan perdamaian, tapi kehancuran,” ujarnya.
Serangan ke Iran dan Gencatan Senjata di Gaza
Trump mengaitkan serangan udara AS ke tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025 dengan keberhasilan diplomasi yang terjadi beberapa bulan kemudian. Ia menilai tindakan keras terhadap Iran membuat kelompok-kelompok di kawasan, termasuk Hamas, lebih terbuka terhadap kesepakatan damai.
Gencatan senjata antara Hamas dan Israel ditandatangani di Kairo, Mesir, Rabu (8/10/2025), sebagai bagian dari rencana perdamaian tahap awal yang diusulkan langsung oleh Trump.
Dalam pernyataan di Truth Social, Trump menyebut kesepakatan itu sebagai tonggak penting menuju stabilitas regional. “Semua sandera akan segera dibebaskan dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang telah disepakati. Ini langkah pertama menuju perdamaian yang kuat dan abadi,” tulisnya.