Klaim Stabilitas Lewat Kekuatan
Pernyataan Trump menegaskan kembali doktrin khasnya dalam kebijakan luar negeri: ‘peace through strength’, perdamaian dicapai melalui kekuatan. Dia menilai pendekatan keras terhadap Iran justru membuka jalan bagi negosiasi dan kompromi di Timur Tengah.
“Tanpa menunjukkan kekuatan, tidak ada yang akan menghormati kita. Dan tanpa rasa hormat, tidak akan ada perdamaian,” katanya.
Meski demikian, pengamat internasional menilai klaim Trump terlalu menyederhanakan persoalan kompleks di kawasan tersebut. Mereka mengingatkan bahwa penggunaan kekuatan militer justru berpotensi menimbulkan ketegangan baru, terutama antara Iran dan sekutu-sekutunya di wilayah itu.
Trump menggambarkan gencatan senjata Gaza sebagai keberhasilan global. Dia menyebut, “Seluruh dunia telah bersatu untuk hal ini. Israel, negara-negara Arab, semua mendukung. Ini hari yang luar biasa bagi dunia.”
Namun, di balik euforia tersebut, sejumlah pihak mempertanyakan apakah stabilitas yang dijanjikan benar-benar akan bertahan, atau justru menjadi perdamaian rapuh yang lahir dari tekanan militer.
Bagi Trump, satu hal pasti, serangan ke Iran bukan hanya operasi militer, melainkan pesan politik: Amerika Serikat masih memegang peran utama dalam menentukan arah keamanan dan perdamaian di Timur Tengah.