Harvard menuduh pemerintahan Trump gagal menaati persyaratan yang dibuat sendiri sehingga menendang kampus dari program SEVP. Selain itu kampus yang berada di Cambridge, Massachusttes itu menilai pencabutan hak untuk menerima mahasiswa asing merupakan bentuk balas dendam karena kampus menolak tuntutan kebijakan yang berakar pada ideologi pemerintahan konservatif.
Pejabat Harvard dan Trump terlibat konflik sejak beberapa bulan. Pemerintah mendesak kampus mengubah program, kebijakan, sistem perekrutan dan penerimaan mahasiswa baru guna membasmi praktik antisemitisme.
Pemerintahan Trump gerah dengan maraknya demonstrasi pro-Palestina di Harvard yang dianggap sebagai bentuk anti-semitisme. Kampus merespons demonstrasi para mahasiswa itu murni didorong atas kekejaman Israel di Gaza, tak terkait dengan kebencian terhadap etnis Israal. Bahkan banyak peserta demonstrasi mahasiswa Yahudi.