Pernyataan Trump muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Jalur Gaza setelah Israel melancarkan serangan udara dan artileri pada Selasa (28/10) malam, yang menewaskan sedikitnya 104 warga Palestina. Serangan itu dilakukan tak lama setelah Israel menuduh Hamas berada di balik serangan terhadap pasukan mereka di Rafah.
Hamas membantah keras tuduhan tersebut. Dalam pernyataan resmi di Telegram, kelompok perlawanan itu menyebut tindakan Israel sebagai “penembakan jahat dan pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata.”
“Kami tetap berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani di Sharm El Sheikh, Mesir. Namun sejak perjanjian itu berlaku, Israel telah berulang kali melanggarnya dan membunuh lebih dari 100 warga sipil Palestina,” kata Hamas, dalam pernyataan di Telegram.
Anggota Biro Politik Hamas, Suhail Al Hindi, bahkan menuding Tel Aviv sengaja menciptakan insiden untuk mencari alasan kembali menyerang Gaza.
“Israel terus menebar tuduhan palsu demi kepentingan politik dalam negeri dan untuk mengalihkan perhatian publik dari tekanan internasional,” ujarnya.