Sebuah pernyataan dari pengacara Benjamin Brière yang berbasis di Paris, Philippe Valent mengatakan, perasaan ditinggalkan dan tertekan telah membuat kliennya mulai mogok makan. Itu dia lakukan untuk memperingatkan otoritas Iran dan otoritas Prancis tentang absurditas penahanannya.
Dia menambahkan, Brière tidak pernah dibawa ke hadapan hakim dan tidak ada tanggal untuk persidangan yang ditetapkan.
"Dia bukan mata-mata atau penjahat, tetapi seorang turis yang perjalanannya berlanjut dengan cara yang menyimpang dan tidak adil di penjara-penjara Iran," katanya.
Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan pada Senin mengatakan, pejabat Prancis di Paris dan Teheran telah memantau situasi dengan sangat cermat. Brière telah dihubungi oleh Kedutaan Besar Prancis pada hari yang sama.
Sayang, tidak ada komentar langsung dari pejabat Iran.
Kelompok hak asasi menuduh kelompok garis keras di badan keamanan Iran menggunakan tahanan asing sebagai alat tawar-menawar uang atau pengaruh dalam negosiasi dengan Barat. Sebaliknya, Teheran menyangkalnya, tetapi ada pertukaran tahanan seperti itu di masa lalu.
Pada Maret 2020, Iran dan Prancis menukar peneliti Prancis, Roland Marchal dengan insinyur Iran, Jalal Ruhollahnejad.
Marchal ditangkap pada Juni 2019 bersama rekan peneliti Fariba Adelkhah, seorang antropolog dengan kewarganegaraan ganda Prancis-Iran. Adelkhah, yang dijatuhi hukuman lima tahun karena “berkumpul dan berkolusi” melawan keamanan Iran, diberikan cuti tanpa batas waktu pada Oktober 2020 dan diharuskan tinggal di rumah saudara perempuannya di Teheran dan mengenakan gelang pemantau elektronik.