ANKARA, iNews.id – Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar, menilai sanksi yang dijatuhkan AS kepada negaranya atas pembelian alat pertahanan dari Rusia telah “mengobok-obok” semua nilai dalam aliansi yang terbangun antara Ankara dan Washington DC. Dia pun menyerukan untuk memperbarui kembali kerja sama antara sekutu NATO.
“Keputusan sanksi ini telah mengguncang semua nilai dalam aliansi negara-negara kita. Berpulang lagi kepada kerja sama dan solidaritas dengan Amerika Serikat, ini akan memberikan kontribusi penting bagi perdamaian dan keamanan regional dan global,” katanya, Selasa (15/12/2020), dikutip Reuters.
Pada Senin (15/12/2020), Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Presidensi Industri Pertahanan Turki (SSB), termasuk ketua dan tiga pegawai lembaga itu. Sanksi itu diberikan AS atas keputusan Turki membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.
Tahun lalu, Rusia telah mengirimkan sistem rudal S-400 darat-ke-udara (surface-to-air) itu ke Turki. Ankara pun telah menguji senjata tersebut pada Oktober lalu. Turki menegaskan, sistem rudal itu tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO dan tidak menimbulkan ancaman.
Akan tetapi, Amerika Serikat menyatakan bahwa S-400 memang menimbulkan ancaman. Tahun lalu, Washington DC pun mengumumkan akan mengeluarkan Turki dari program jet tempur F-35 atas keputusan Ankara membeli senjata Rusia itu. Langkah itu kemungkinan besar dapat memperburuk hubungan antara dua sekutu NATO yang memang sudah bermasalah.