Turki Bisa Lanjutkan Pembicaraan Damai dengan Yunani tapi Ada Syaratnya

Arif Budiwinarto
Kapal eksplorasi milik Turki, Oruc Reis, di perairan Mediterania yang disengketakan dengan Turki. (foto: ist)

Pekan lalu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dalam pidatonya menyoroti perselisihan Yunani-Turki di Laut Mediterania sebagai ancaman. Macron yang mendukung Yunani dan Siprus mendesak Uni Eropa melawan Turki karena perselisihan itu memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih parah di masa mendatang.

"Ancaman pemerasan dan sanksi terhadap Turki tidak akan membuahkan hasil," tegasnya.

Bulan lalu, Yunani dan Turki berencana melajutkan pembicaraan eksplorasi yang ditangguhkan pada 2016. Tapi, Ankara memutuskan kontak dan mengirim Oruc Reis ke perairan yang disengketakan setelah Athena menandatangani kesepakatan demarkasi maritim dengan Mesir.

Editor : Arif Budiwinarto
Artikel Terkait
Internasional
11 hari lalu

Kapal Imigran Terbalik di Perairan Yunani, 18 Tewas

Internasional
12 hari lalu

Heboh Skandal Judi Sepak Bola Turki, 29 Pemain Diburu Polisi termasuk Klub Galatasaray

Internasional
16 hari lalu

Kapal Tanker Rusia Diserang di Laut Hitam

Internasional
16 hari lalu

Meriah! Festival Budaya Indonesia di Sakarya Turki Pukau Pelajar Asing

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal