Selain dukungan moral semacam itu, Ukraina juga membutuhkan bantuan kemanusiaan. Ukraina membutuhkan bantuan medis, terkait dengan rumah sakit dan obat-obatan.
"Ukraina butuh bantuan kemanusiaan dan sudah dikirimkan dari Eropa. Tapi kami masih butuh banyak. Seperti misalnya putri saya di Ukraina beberapa hari lalu terkena pneumonia. Dia bersama istri saya tidak bisa menemukan antibiotik. Semua apotik dan penyedia obat tutup dan ada kendala pengiriman dari gudang farmasi karena situasi perang," kata Vasyl.
Warga Ukraina berharap ada bantuan kemanusiaan seperti perlengkapan untuk warga sipil. Jika memang Indonesia tidak bisa menyumbangkan perlengkapan dan peralatan militer, Ukraina berharap akan perlengkapan untuk sipil.
"Apapun, bahkan selimut, karena temperatur di sana itu 0 derajat Celcius, dan rumah-rumah warga di sana hancur, mereka hanya tinggal di tenda-tenda," ungkapnya.