Pada bulan Februari, mereka mengumumkan dimulainya produksi bersama peluru mortir 120mm. Produksi itu juga bekerja sama dengan mitra NATO yang tidak disebutkan namanya.
Kiev berupaya meningkatkan kemampuan lapis bajanya untuk serangan balasan melawan pasukan Rusia. Hal ini menciptakan kebutuhan akut akan sumber pasokan amunisi baru, karena sebagian besar tank NATO menggunakan kaliber yang berbeda. Sementara sebagian besar stok amunisi kaliber 125mm dipegang oleh Rusia dan negara lain yang tidak akan memasok Ukraina.
Tank tempur buatan Barat yang disumbangkan oleh sekutu akan segera bergabung dengan angkatan bersenjata Ukraina. Namun untuk jangka pendek, sebagian besar armada tank Kiev akan tetap memakai buatan Soviet.
Dorongan yang lebih luas agar Kiev memproduksi amunisinya sendiri datang karena banyak sekutu Baratnya merasakan kesulitan lantaran persediaan mereka yang terbatas setelah memasok Ukraina selama lebih dari setahun saat negara itu melawan invasi Rusia.