Direncanakan tuntas dibangun pada 2022, kompleks itu dirancang oleh arsitek kelas dunia Sir David Adjaye. Adjaye yang kelahiran Tanzania dikenal publik Amerika Serikat (AS) sebagai orang yang mendesain Museum Nasional Sejarah dan Budaya Masyarakat Amerika Keturunan Afrika yang baru selesai dibangun di Washington.
Komisi Tinggi Persaudaraan Manusia membantah kalau kompleks itu kelak hanya akan menjadi atraksi turis atau museum. Menurut komisi itu, kompleks itu akan menjadi tempat ibadah rakyat Uni Emirat Arab yang sangat beragam.
Sebagaimana diketahui, negara itu menjadi pusat destinasi bagi jutaan pekerja asing, dan agama mereka sangat beragam.
Komisi itu mencatat, Muslim merupakan kelompok terbesar di negara itu, namun ada ratusan ribu warga Kristiani -umumnya Katolik- dan lebih dari 3000 orang Yahudi. Rencana besar Uni Emirat Arab ini dilahirkan bersamaan dengan pengakuan bahwa 2019 sebagai tahun toleransi beragama.
Banyak orang menyambut rencana pendirian kompleks ibadah ini, termasuk Chris Wadelton dari Gereja Katolik St Phillip Neri di Maryland.