Penelitian Inggris, yang diterbitkan online pada hari Senin sebelum ditinjau sejawat menambahkan, proyek percontohan lainnya di Finlandia, Jerman, Chili dan tempat lain yang menguji coba anjing pelacak yang dilatih deteksi Covid di bandara.
Anjing-anjing dalam penelitian di Inggris ini dilatih selama beberapa minggu dengan diperkenalkan pada 200 sampel bau dari orang-orang yang dites positif Covid-19, serta 200 sampel kontrol dari orang-orang yang dites negatif.
Anjing memiliki kinerja tertinggi dalam uji coba mendeteksi bau virus korona pada sampel dengan sensitivitas hingga 94,3 persen. Artinya risiko rendah hasil negatif palsu, dan spesifisitas hingga 92 persen, yang berarti risiko rendah hasil positif palsu.
Tim Logan mengatakan, akurasi ini lebih tinggi dari yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia untuk diagnosis Covid-19. Anjing-anjing tersebut mengungguli tes aliran lateral, yang memiliki sensitivitas keseluruhan antara 58 persen dan 77 persen.
Pakar independen memperingatkan bahwa temuan tersebut perlu direplikasi dalam situasi dunia nyata.
"Bukti studi konsep ini menunjukkan bahwa anjing pendeteksi terlatih dapat digunakan di tempat-tempat seperti bandara, stadion olahraga dan tempat konser," kata ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di Universitas Warwick, Lawrence Young.