GAZA, iNews.id - Korban tewas akibat serangan pasukan Israel di Jalur Gaza telah menembus 4.000 orang hingga Jumat (20/10/2023). Lebih tepatnya, 4.137 orang meninggal dunia sejak pertempuran Israel dengan pejuang Palestina pecah pada 7 Oktober.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf Al Qudra mengungkap, dari jumlah tersebut 1.661 di antaranya anak-anak.
Selain itu, lanjut Qudra, 13.260 warga Gaza lainnya menderita luka.
Serangan Israel terus berlanjut meski Gaza masih diblokade. Bantuan medis belum diterima rumah sakit sehingga para korban hanya ditangani seadanya. Selain itu, rumah sakit yang ada tak bisa lagi memberikan pelayanan memadai untuk korban.
"Operasi dilakukan di lantai, di tanah, di koridor rumah sakit," kata Qudra, seperti dilaporkan kembali Al Jazeera.
Serangan-serangan pasukan Zionis semakin brutal dan tak pandang bulu. Pada Selasa lalu, Israel membombardir Rumah Sakit Baptis Al Ahli yang dikeloka Gereja Anglikan. Kementrian Kesehatan menyebut sedikitnya 471 orang tewas akibat serangan itu, namun sumber lain mengungkap korban meninggal lebih dari 600 orang.
Israel juga menyerang gereja tertua, Saint Porphyrius, di Gaza pada Kamis malam, menewaskan belasan orang. Gereja itu digunakan oleh ratusan warga Gaza, Kristen maupun Muslim, sebagai tempat berlindung setelah rumah mereka hancur.
Bangunan gereja itu memiliki sejarah panjang. Dibangun antara tahun 1150-an dan 1160-an oleh Pasukan Salib, Gereja Ortodoks Yunani itu diberi nama dari seorang uskup Gaza yang hidup pada abad ke-5.