CARACAS, iNews.id – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengklaim pihak berwenang telah menangkap mata-mata Amerika Serikat di dekat dua kilang minyak milik negaranya. Penangkapan agen asing itu berlangsung setelah aparat Venezuela menggagalkan rencana peledakan di kompleks pengolahan minyak lainnya di negeri Amerika Latin itu.
“Kemarin kami menangkap seorang mata-mata Amerika yang sedang memata-matai di Negara Bagian Falcon, (tepatnya) di Kilang Amuay dan Cardon,” kata Maduro dalam pidato yang disiarkan televisi setempat, Jumat (11/9/2020), dikutip kembali AFP.
Menurut dia, orang yang ditangkap itu adalah seorang marinir yang bertugas sebagai tentara di pangkalan CIA di Irak. Saat ditangkap, orang itu membawa banyak senjata berat dan uang tunai dalam jumlah besar.
Penangkapan itu, kata Maduro, terjadi setelah pihak berwenang pada Rabu (9/9/2020) lalu membongkar rencana peledakan di kilang El Palito—yang lokasinya berada paling dekat dengan Ibu Kota Caracas.
Akan tetapi, Maduro tidak mengungkapkan di mana persisnya mata-mata Amerika itu ditahan.
Bulan lalu, dua mantan tentara AS, Luke Alexander Denman (34) dan Airan Berry (41), dijatuhi hukuman 20 tahun penjara di Venezuela atas sejumlah tuduhan (termasuk terorisme) setelah gagal menyerbu negeri Karibia itu pada Mei lalu.
Industri minyak bumi menjadi tulang punggung ekonomi Venezuela seabad yang lalu. Akan tetapi, produksi minyak dalam negerinya telah turun menjadi bagian kecil dari 3,2 juta barel per hari yang diproduksi lebih dari satu dekade lalu.