WASHINGTON DC, iNews.id – Seorang insinyur perangkat lunak generasi Z (berusia di bawah 28 tahun) di Google mengungkapkan bahwa dia hanya bekerja satu jam per hari. namun masih mampu menghasilkan 150,000 dolar AS (sekitar Rp2,3 miliar) per tahun.
Kepada majalah Fortune, teknisi TI yang menggunakan nama samaran Devon itu mengatakan, dia belum pernah bekerja sehari penuh di perusahaan teknologi tersebut. Dan itu belum semuanya. Pemuda itu juga menerima sign-on bonus dan diperkirakan juga mendapatkan bonus lainnya akhir tahun.
Devon mengatakan, selama di Google, dia hanya melakukan hal-hal yang paling dasar dalam pekerjaannya. Selebihnya, dia menyimpan energi dan daya pikirnya untuk berbagi hal yang membangkitkan gairahnya. Sebagai contoh, insinyur muda itu kini juga tengah membangun perusahaan startup bersama seorang temannya sesama teknisi.
Dalam bayangan masyarakat pekerja awam, Devon semestinya menghabiskan hari-harinya dengan menulis kode untuk Google. Akan tetapi, ketika wartawan Fortune berbicara dengannya selepas pukul 10 pagi, dia bahkan mengaku belum membuka laptopnya untuk mengerjakan tugas dari raksasa teknologi itu.
Ketika ditanya apakah dia khawatir bakal melewatkan pesan dari manajernya, jawabannya sungguh mengejutkan. Dia mengatakan, kalaupun ada pesan dari atasannya yang terlewat, itu bukanlah akhir dunia. “Saya akan melanjutkannya nanti malam,” tuturnya santai.
Pemuda itu mengatakan, dia memulai minggunya dengan menulis kode untuk sebagian besar tugas yang diberikan oleh perusahaan, sebelum mengirimkannya kepada manajernya. Dengan begitu, dia punya sisa waktu senggang yang panjang untuk minggu itu.
Lalu bagiamana karyawan Gen Z Google itu menghabiskan hari-harinya? Dia biasanya bangun sekitar pukul 9 pagi untuk mandi dan sarapan sebelum bekerja hingga pukul 11 pagi atau tengah hari. Setelah itu, dia beralih untuk menggarap startup-nya hingga pukul 9 atau 10 malam.